IM SENSING, HOW ABOUT YOU – Ada yang unik sih dari prosesku ini terutama pasca taaruf dan sebelum nikah. Aku minta calon suami untuk test stifin. Waktu itu aku janjian dengan promotor stifin di Jogja namanya pak Galuh. Aku sarankan calon suamiku untuk lebih memetakan potensi dirinya dengan stifin. Jujur ya, aku orang yang akhirnya cukup terbantu dengan adanya penemuan test mesin kecerdasan ini.
Betapa tidak, dulunya aku adalah orang yang mencoba melompat dari satu bisnis ke bisnis lain. Eh alhamdulillah ada test stifin yang membantuku menemukan potensi terbesarku. Hingga akhirny aku bisa menjadi seperti ini yang menjalani aktifitas sesuai dengan passion dan panggilan jiwa. Akupun di test free sama sahabat stifinku , Eva dari Jakarta.
Pertemuanku dengan Eva ini juga bisa dibilang antara kebetulan dan tidak kebetulan. Sebab bagiku semuanya adalah takdir dan jawaban atas doa-doa. Aku tergabung dalam komunitas Makelar Sedekah di Jogjakarta. Eva datang ke Jogja dan berencana tinggal di basecamp Makelar Sedekah Jogjakarta.
Eva adalah pegiat Makelar Sedekah di Jakarta dan datang ke Jogja untuk mengembangkan STIFIN. Menurutnya mungkin, Jogja adalah kota pelajar yang kondusif dan sekaligus pasar STIFIN yang tepat. Jadinya, dia kemudian bersahabat denganku dan akhirnya aku juga tergabung dalam komunitas STIFIN Jogja.
BANYAK ANAK TANGGA MENUJU PUNCAK
Sebelum kenal ilmu stifin, aku mengira aku adalah orang dengan banyak skill dan berkeinginan untuk mengajar. Entah jadi guru SMK di bidang pariwisata atau jadi dosen di kampus Jurusan Pariwisata. Tapi gak tahu kenapa waktu itu aku bertekad untuk resign dari SMK ku tempatku mengajar. Aku ga tahu apa alasannya yang jelas aku berasa memang harus stopping di dunia mengajar.
Bertemu dengan anak didik setiap hari dan mengajar di sekolah swasta di Jogja bagian selatan adalah aktifitasku. Aku punya bayangan jika memiliki dana yang besar, maka sekolah ini bisa tumbuh sangat besar dan cepat. Liat saja, sektor pariwisata kan industri yang bisa menghidupi dan mensejahterakan.
Dengan keberanian tekad, aku harus mewujudkan mimpiku sendiri. Minimal adalah menjadi orang yang kuat dan berdaya. Dalam hal ini pastinya kuat dari sisi finansial, dan kondisi ini tidak akan terwujud jika aku meneruskan karir mengajarku. Itulah, langkah yang kuanggap sebagai anak tanggaku menuju puncak.
Padahal aku udah mengajar di sana 3,5 tahun an dan kurang dikit lagi buat diangkat jadi pengajar tetap. Hhaaha, tapi kenyataan memang begitu dan aku gak tau kenapa, ternyata itu tidak membuatku tertantang. Meskipun aku emang senang dengan dunia mengajar tapi aku lebih suka berbisnis.
AKHIRNYA AKU TAHU KALO KECERDASAAN BAWAANKU SENSING EKSTROVERT
Bisnis satu ke bisnis lainnya aku coba dan akhirnya membuatku harus fokus untuk meninggalkan karir mengajar. Dan kemudian aku beneran kudu fokus membangun bisnis apalagi waktu itu ada hutang bisnis yang mendesak juga. Wah, pokoknya masa-masa pencarian jati diri dan pencarian peran hidup itu memang ga mudah.
By the time aku ketemulah dengan test stifin. Dari hasil tes itu aku dinyatakan sebagai seorang Sensing Ekstrovert yang panggilan jiwanya adalah bisnis atau kekayaan atau uang. Wah, pantas saja aku benar-benar suka mengajar tapi kurang bisa menikmatinya hehe.
Dalam ilmu stifin itu disebutkan kalau seorang sensing itu emang kecerdasannya dalam hal fisik. Dia pandai menghitung dan juga mengingat karena memorinya kuat. Jadi, di sana disebutkan kalau aku mau sukses istilahnya dapat karpet merah aku kudu fokus.
Red carpet atau karpet merah adalah istilah untuk keberhasilan kita. Dimana orang-orang yang berhasil layak berjalan di karpet merahnya dan disambut sorak sorai. Selayaknya artis Hollywood dan papan atas yang memenangkan piala citra hahaha.
Ada peta mesin kecerdasaan bawaan yang menjelaskan kita lebih cocok berkarir di bidang apa. Tentu agar sesuai dengan mesin kecerdasan bawaan yang membuat kita bisa lebih cepat sukses dan berhasil. Karena kita memiliki kekuatan di mesin kecerdasan tersebut yang bersifat alami atau bawaan.
Sehingga jika fokus dan serius, kita bisa lebih cepat sampai pada cita-cita atau tujuan kita. Istilahnya lebih cepat mendapati karpet merah terbentang di depan kita. Kemudian, temenku eva bilang kalau aku adalah seorang Sensing Ekstrovert dengan karir yang cocok di bidang Wisata, Transportasi atau Perhotelan.
STIFIN MEMBUATKU FOKUS MENJEMPUT RED CARPETKU
Olalaa, girang bukan main dong ya karena waktu itu aku sedang merintis bisnis travelku yang akhirnya eksis hingga sekarang ini. klik Jogjakartour.com ya buat check bisnis profil dan produk paket wisatanya. Heheh Promo…. Finally Aku makin yakin dan mantap untuk fokus pada satu bidang bisnis dulu yang kugeluti yakni bidang Wisata atau Travel. Aku gak lagi tertarik untuk kembali mengajar dan mencoba bidang bisnis dan profesi lainnya.
Iya juga sih mungkin aku kelak akan berhasil jika bertahan dengan karir mengajarku. Tapi berdasarkan ilmu stifin, seorang feeling lah yang memiliki skill mengajar jauh lebih baik. Karena mereka punya kecerdasan bawaan yang alami yang jauh lebih kuat dan hebat. Lain hal dengan seorang Sensing yang memang kecerdasan bawaannya bukanlah mengajar dan bukan di dunia pendidikan. Mungkin mengajar sebagai guru membuatku menikmati “panggung” dan peran sosial waktu itu. Berbagi menjadi semacam panggilan jiwa yang ingin kulakukan. Karena waktu itu yang kupunya ilmu, bukan uang buanyak so aku membagi ilmu dengan mengajar saja lah ya.
Dalam hal ini kita bisa memiliki potensi dominan yang memang selayaknya harus diberi energi untuk besar. Karenanya, kalau seorang sensing seperti aku ini bersaing dengan pengajar yang memiliki mesin kecerdasan Feeling aku tidak bisa melampauinya. Artinya aku tidak benar-benar bisa menjadi guru terbaik dan berprestasi sebagus seorang feeling.
MasyaAllah, betapa ilmu Allah itu luas sekali dan dengan satu ilmu ini saja aku bisa diantarkan menemukan passionku. Jadi ini adalah titik poin buatku yang bikin aku berhenti untuk mencoba bisnis-bisnis lainnya dan mulai fokus dengan satu bisnis. Tujuannya agar semakin cepat menjadi lebih hebat, lebih luas, lebih sukses dan lainnya.
Hhaha jadi keasikan cerita ya. padahal awalnya aku mau cerita tentang Sensing VS Insting mesin kecerdasan aku dan suamiku. Eh tapinya aku malah keterusan membahas perjalananku menemukan passion by stifin.
Haha oke deh cerita tentang chemistry Mesin kecerdasanku dengan suami akan kubahas lain waktu aja ya. Kalian kalo bingung dengan diri sendiri untuk mengembangkan diri mulai dari mana.Coba aja ambil test stifin di kotamu dan dapatkan manfaatnya.
SEGERA MENEMUKAN PANGGILAN JIWA ADALAH KARUNIA
Menemukan panggilan jiwa sebaiknya sesegera mungkin. Artinya bagaimana sebagai manusia kita mau berperan untuk kebermanfaatan. Menekuni bisnis hanya satu dari jutaan cara untuk bermanfaat dalam kebaikan.
Banyak cara sebenarnya menemukan diri dan keunikan diri untuk dikembangkan. Sedangkan STIFIN juga hanya satu dari ribuan cara menemukan passion dalam diri. Jadi, daripada kamu banyakin waktu untuk mencoba dan berada dalam kebingungan, STIFIN bisa jadi solusinya.
Menjalani sesuatu berdasarkan panggilan jiwa pasti bakalan sangat membahagiakan. Karena setiap harinya kita seolah bukan bekerja ngoyo atau bagaimana ya istilahnya. Kalau yang kurasakan adalah setiap hari ini rasanya seperti sedang membangun pencapaian-pencapaian. Tentunya dengan rasa yang mudah dan menyenangkan. Thanks yaa Eva ^.^
Leave a Reply