Pertimbanganku dan suami setelah menikah adalah stay di Jogjakarta. Suamiku asalnya dari Magelang Jawa Tengah, cuman diakses dua jam perjalanan. Dekat banget sebenarnya, tapi karena pertimbangan bisnisku dan lain hal Jogjalah yang kita pilih untuk tinggal. Jogja juga begitu kondusif untuk disinggahi sebagai zona produktif demi mengembangkan bisnis. Karena itu, kita menilai tempat tinggalku kota Gudeg ini jadi tempat yang tepat buat kami berrdua.
Karena tiap harinya kami stay di Jogja, maka rutinitas mengunjungi mertua atau orangtua suami kita pilih tiap awal bulan. Jadi, di pekan pertama awal bulan adalah jatah pulang tempat mertua. Kami jadikan ini sebagai momen sialturahim dengan mereka berdua agar jadi berkah untuk rumah tanggaku. Emang gak capek apa ya bolak balik tiap bulan sekali dan stay di sana seminggu. Emm, kadang capek dan lebih banyaknya gak capek sih karena aku dapat mertua yang baik banget. Beliau berdua walau udah sepuh tapi sangat produktif, aktif dan penyayang.
Jujur, suamiku sih yang getol untuk memprogram wara wiri balik ke rumah Magelang sebulan sekali. Alasannya itu sebagai hal yang membahagiakan buat orangtuanya. Aku sih ikut aja karena tinggal duduk manis ngebonceng motor aja. Dua jam perjalanan emang waktu yang ga lama tapi juga ga sebentar. Kadang aku juga berasa ngantuk dan capek di jalan sehingga sering dicubitin sama suami. Itulah, aku hibur diriku dengan nyanyi atau murajaah atau menghibur diri lainnya.
Dua jam yang kutempuh ini seringkali kubandingkan dengan dan jika aku dulu jadi menikah dengan mantanku haha. Dua jam lamanya perjalanan di pesawat terbang, belum lagi proses ke bandara, boarding dan lainnya. Ada lagi musti transit di Jakarta sekitar satu jam perjalanan. Woow banget sih aku pikir ini beneran kebalikan dengan keadaan yang aku bayangkan sebelumnya. Bukan itu aja, pastinya biaya yang kubutuhkan buat sekali mengunjungi Jogja udah banyak banget. Kuhitung paling gak sepuluh juga rupiah lah yang minimal harus ada untuk satu kali penerbangan. Hahhaa ini beda banget dengan keadaanku yang sekarang.
Aku dan suamiku mau pulang kapanpun dalam keadaan gimanapun insyaAllah bisa pulang. Biaya juga sangat minimalis ibarat kata ga butuh biaya sama sekali cuman bensin 2 liter aja aku kira. Hhaa haa betapa ini adalah sebuah kemudahan yang Allah kasihkan buatku. Setiap saat bisa bertemu dan mengunjungi orangtua serta mertua. Jika aku di Sumatera sana, gabisalah aku sewaktu-waktu pulang untuk jenguk orangtuaku. Urusan bisnis yang sudah lima tahun ini kubangun juga pasti udah harus kutinggalkan. Jadi, aku bisa jadi kehilangan apa-apa yang sudah kubangun dan kumiliki sebelumnya.
Itulah, bener-bener paradoksnya keadaan dan betapa mudahnya keadaanku yang sekarang. Emang bener kalau Allah itu kasih ke kita hal-hal yang pasti kita bisa ngejalaninnya. Sesungguhnya Dia menghendaki kemudahan bagiku dan bukan kesulitan. Bertemu dengan orangtua dan mertua kapanpun kita mau adalah sebuah rezeki tersendiri buat kita. Karena ini jadi semacam hal yang langka yang gak semua anak bisa mendapatinya. Alhamdulillah visit parent monthly yang dicitakan suamiku sebelum nikah beneran dikabulkanNYa.
Leave a Reply